Ujian hidup semakin
hari semakin rapat. Kita jaga
fisik kita agar tetap sehat. Kita jaga
kontinuitas belajar kita. Kita jelang ujian dengan senang hati. Kita perdekat
hubungan kita kepada Allah SWT dengan banyak berdzikir dan berdoa. Nah, shalat
adalah media terbaik untuk berdzikir dan berdo’a meminta pertolongan kepada
Allah SWT.
Berdzikir dan berdoa melalui shalat sebenarnya adalah
kebutuhan manusia, namun banyak orang yang tidak menyadarinya. Sehingga banyak dari
kita yang menganggap berdzikir dan berdo’a yang
dilakukan melalui shalat adalah sebuah beban. Mereka hanya menjalankan shalat karena
ingin menggugurkan kewajiban, padahal shalat
merupakan ibadah yang sangat fital dalam kehidupan seorang muslim.
Jika seorang muslim menjalankan shalat dengan baik, maka
ia dapat menggapai kebahagiaan tertinggi.Sebagaimana dalam QS. Al-Muminun : 1,2
dan 9
“ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyu' dalam sembahyangnya,................................................................................................
Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.”
Sebaliknya, jika sesorang serampangan dalam melaksanakan shalat, maka ia akan
terperosok di Wail di jurang neraka Jahanam. Sebagaimana dalam
QS. Al-Maun ayat 3-4.
Agar Shalat Terasa Lezat
Manusia sangat membutuhkan
makanan agar bisa tetap hidup, demikian juga kita membutuhkan shalat agar jiwa
kita tetap ’hidup’. Ketika kita menyadari bahwa
shalat adalah sebuah kebutuhan, maka kita akan mampu menghayati, merenungi dan
menikmati setiap gerakan serta bacaan shalat yang kita lakukan, sehingga shalat
yang kita lakukan akan terasa lezat. Nah inilah shalat khusyu yang kita
dambakan bersama.
Khusyu tidak muncul dengan tiba-tiba,
melainkan merupakan buah dari amal keseharian kita. Untuk menumbuhkan
kekhusyuan dalam shalat, kita harus memastikan bahwa diri, hati, tempat dan
pakaian kita adalah suci, baik, halal
dan bersih karena Allah adalah Dzat yang baik (thayyib), dan tidak
akan menerima sesuatu kecuali yang baik (thayyib). Kita harus memastikan
makanan dan minuman yang kita konsumsi adalah makanan dan minuman yang halal. Dengan
mengkonsumsi yang halal, maka hati kita menjadi tenang (tidak merasa berdosa)
sehingga kita akan mudah untuk khusyu dalam menjalankan shalat. Selain itu kita
juga harus senantiasa menghindarkan diri dari hal-hal yang haram dan perbuatan
maksiat, karena hal itu akan menyebabkan munculnya perasaan berdosa dan
bersalah, sehingga hati kita tidak tenang. Hati yang tidak tenang menyebabkan
kita sulit untuk meraih kekhusyu’an dalam shalat. Begitu pula kita juga harus menjauhi segala hal yang menyibukkan dan
menggangu shalat, termasuk dalam hal pakaian dan tempat. Karena itu hendaknya
kita melakukan shalat di tempat yang
kondusif, tidak ramai dan gaduh.
a. Persiapan
shalat
Sebelum
shalat, kita mengawali proses pembersihan tubuh dan jiwa dengan wudlu secara
sempurna yakni berwudlu dengan
menghadirkan hati serta
menyambungkannya kepada Allah SWT. Kemudian kita berjalan ke Masjid
dengan tenang dan tidak tergesa-gesa dengan masih dan selalu menghadirkan hati
serta menyambungkannya kepada Allah SWT.
Ketika
shalat berjama’ah akan dilaksanakan, hendaknya kita merapatkan shaf dan
meluruskannya. Niatkan shalat yang kita lakukan ikhlas semata-mata mengharap ridha dari Allah
SWT. Kemudian konsentrasikan diri hanya untuk Allah SWT.
b. Ketika
shalat
Ketika
kita sedang mendirikan shalat, berusahalah untuk menghindari berpalingnya hati
dan anggota tubuh dari shalat. Renungi setiap
gerakan dan dzikir dalam shalat dengan tuma’ninah dan tidak terburu-buru dengan tetap menghadirkan hati serta menyambungkannya kepada Allah SWT
c. Setelah
shalat
Setelah
kita mengucapkan salam, duduklah dengan tenang untuk berdzikir. Berdzikirlah dengan
khusyu dan jagalah suasana rohani yang tenteram, indah dan damai serta rasakan
getarannya yang masih membekas untuk terus menerus berdzikir dan lantunkan
lafal-lafal dzikir dengan pelan dengan merenungi maknanya.
Tautkan rohani
anda untuk bersua kembali dengan shalat fardlu yang datang berikutnya,
sehingga shalat fardlu itu merupakan ’ kekasih ‘ yang dinantikan dan dirindukan
Dengan Shalat Hati Tenang, Stres pun Hilang
Shalat adalah bersatu padunya akal , ruh dan fisik secara harmonis
dalam memuji, sujud, patuh dan tunduk beribadah kepada Allah SWT dengan
tata cara tertentu. Shalat merupakan media tarbiyah yang melekat
dalam jati diri setiap muslim. Shalat mendidik setiap muslim dengan pendidikan
yang menakjubkan, sehingga memformatnya menjadi manusia yang sempurna. Seorang muslim
yang mengerjakan shalat dengan baik maka akan membuat kehidupannya penuh kedamaian,
ketenteraman, berkah, kebaikan, kedisiplinan, rasa persaudaraan sesama muslim
serta terhindar dari perbuatan tercela, keji dan mungkar.
Dalam muktamar
ke-7 Organisasi Al’Ijaz al-Ilmi sebuah lembaga yang mengkhususkan diri meneliti
rahasia dan keajaiban ilmu pengetahuan yang ada dalam kandungan Al-qur’an dan Hadist,
di Dubai Qatar menyimpulkan bahwa rutinitas shalat yang baik tidak hanya
bernilai ibadah, tetapi juga mendatangkan manfaat dari segi aqliyah, ruhiyah
dan jasadiyah.
Begitu pula,
Prof.Dr, H.A.Saboe, Guru Besar Universitas Padjajaran telah melakukan
penelitian dan menggali secercah hikmah yang dapat diperoleh dari
gerakan-gerakan ibadah shalat yang tidak sedikit artinya bagi kesehatan
jasmaniyah, dan dengan sendirinya membawa efek pula kepada kesehatan rohaniyah
(mens sana in corpore sano).
Demikian
itu karena shalat yang kita lakukan dengan baik akan membiasakan kita untuk berfikir
positif, melatih konsentrasi, memperkuat daya ingat dan memadukan keseimbangan
antara otak kiri dan otak kanan. Dengan shalat otak kita menjadi fresh dan
nyaman kembali sehingga hal itu akan dapat mengheningkan dan
merelaksasikan pikiran kita.
Shalat
yang kita jalankan dengan penuh kesungguhan, khusyu dan ikhlas akan menumbuhkan
persepsi, dan motivasi positif. Orang yang mengamalkan shalat dengan baik, akan
menghadapi hidup secara realistis dan optimis. Dengan shalat yang baik kita
akan merasakan bahwa Allah SWT adalah segala-galanya. Dan dengan demikian kita
akan terhindar dari rasa takut dan khawatir, sehingga hatipun menjadi tenang. Hati
yang tenang akan menyebabkan kita merasa rileks dan tidak tegang (stress), yang
pada gilirannya otak akan mudah menyerap
pelajaran yang kita pelajari. (K.H.Ahmad Thoha Husein Al Mujahid/ANIS)
Wallahu’alam
Bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar