Kamis, 13 Februari 2014

Bukan Cinta Satu Malam :Refleksi 14 Februari Hari Pagan

Butuh Waktu, Membina Cinta Sejati. Jelas Bukan Cinta Satu Malam

Islam memerintahkan kepada kita agar kita mencintai dan memberikan hak-hak seorang muslim sebagai sebuah kewajiban yang harus kita tunaikan. Islam telah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya bersikap dan berakhlak terhadap sesama muslim dan sesama mukmin. Dan itu berlaku sepanjang waktu, bukan satu hari saja. Nah.. inilah diantaranya:
1. Memuliakannya dan memperlakukannya sebagai saudaranya Islam telah menjadikan ikatan yang kuat diantara sesama muslim dan sesama mukmin sehingga semua orang muslim dan semua orang mukmin adalah bersaudara kapanpun ia hidup dan dimanapun ia berada. Persaudaraan tersebut melintasi wilayah geografis, ruang dan waktu . Bahkan hubungan persaudaraan yang diikat dengan keimanan tersebut jauh lebih kuat daripada hubungan persaudaraan yang diikat dengan kekerabatan, nasab,  Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi seorang muslim lainya” (HR. Bukhari-Muslim).
2. Menjaga kehormatannya dan tidak merendahkannya. Harga diri seorang muslim dijaga oleh Islam dan tidak diperkenankan bagi siapapun merusaknya. Rasulullah Saw bersabda: Cukup dinilai bertindak jahat, siapa yang merendahkan kawan muslimnya yang lain. Setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram (terhormat) darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (HR. Muslim).
3. Mengikat tali persaudaraan atas dasar ketaqwaan kepada Allah swt. Tidak ada persaudaraan dan persahabatan yang abadi hingga hari kiamat. Kecuali bila ia didasarkan atas keimanan dan ketakwaan. Sementara itu persaudaraan dan persahabatan yang didasari atas harta, jabatan atau kepentingan duniawi lainnya akan berubah di hari kiamat menjadi permusuhan. Allah swt berfirman yang artinya “Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (QS. az-Zukhruf: 67)
4. Mencintainya dan menyayanginya. Sebuah masyarakat muslim tidak pernah akan bisa hidup tenteram, damai dan sejahtera kecuali apabila diantara sesama anggota masyarakat terjalin sifat rasa saling mencintai, mengasihi dan saling menyayangi yang menjadikan kebahagiaan seorang muslim adalah kebahagian bagi yang lain dan penderitaan seorang muslim adalah pula penderitaan buat yang lain. Sehingga setiap muslim berupaya memunculkan kebaikan buat orang lain dan menghilangkan keburukan darinya sebagaimana hal itu juga ia lakukan untuk dirinya sendiri.

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak sempurna keimanan seorang diantara kalian sehingga ia mencintai buat saudaranya sesuatu yang ia cintai buat dirinya sendiri” (HR. Bukhori & Muslim).
Rasulullah Saw juga bersabda “Perumpamaan mukmindalam hal saling mencintai dan berkasih sayang adalah ibarat satu satu tubuh, apabila satu organnya merasa sakit, maka seluruh tubuhnya turut merasakan hal yang sama, sulit tidur dan merasakan demam.” (HR. Bukhori & Muslim).
5. Tidak memusuhinya dan mendamaikannya bila ada perselisihan. Islam melarang kita bermusuhan dengan sesama muslim karena seluruh kaum muslimin adalah bersaudara. Oleh karena itu orang muslim yang bermusuhan dengan sesamanya berarti ia telah merobek dan mencabik-cabik ikatan keimanan yang telah diberikan oleh Islam. Maka adalah menjadi tugas kita bersama untuk mempersatukan kembali dan mendamaikan diantara saudara kita yang berselisih dan bermusuhan. Allah swt berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS.al-Hujuraat:10).
Perselisihan yang terjadi dalam pergaulan, persahabatan dan pergerakan tidak boleh dibiarkan terus berlangsung. Apabila terjadi perselisihan, maka harus ada pihak yang mau menengahi atau mendamaikan secara adil, sehingga kedua belah pihak yang berselisih dan bertikai dapat kembali berdampingan. Terjadinya konflik dan berbagai pertentangan hingga terjadi permusuhan diantara sesama kaum muslimin adalah karena diantara mereka tidak memiliki keikhlasan, atau keikhlasannya telah hilang dari dirinya. Maka, ketika kita melihat perselisihan diantara kaum muslimin, Rasulullah saw mengajari umatnya untuk mendamaikan, bukan malah mengadu domba hingga menjadikan perselisihan semakin hebat. Allah swt berfirman yang artinya:
"mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (QS. al-anfal:1
Dan dari Ummu Kultsum bin ‘Uqbah bin Abu Mu’aith, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Tidak termasuk berdusta orang yang mendamaikan manusia, yaitu dia mencari kebaikan atau berkata baik.” (HR. Bukhari-Muslim) Ingatlah firman Allah Swt, ketika kaum muslimin berselisih paham dengan sesama muslim
“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Hujuraat: 9).
Kebahagiaan di dunia mustahil diraih sendiri, sebagamana manusia tidak mampu hidup sendiri. Maka sudah menjadi kodrat untuk bahagia harus dengsn cara bersama-sama. Dari sinilah lahir proses saling berinteraksi memberi dan menerima. Maka Islam tidak mengenal cinta instant, mencinta cuma satu hari saja. Dalam mencinta memerlukan proses membina, membangun dan memeliharanya. Maka bila ada cinta satu hari atau cinta satu malam maka pasti tidak lain adalah cinta birahi (Naudzubillah tsumma na'udzubillah)   (Ahmad Thoha Husein/iogy/www.cybermafaza.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar